Bismillahirrahmanirrahim.
Inilah
saya.
Mengembangkan
diri agar terus berkontribusi untuk negeri.
Nama
saya Alya Awanis Zahara, mahasiswi program studi Pendidikan Teknik Mesin –
Universitas Negeri Jakarta. Ini adalah tahun kedua saya berkuliah di universitas
yang sama sekali tidak pernah terlintas dipikiran saya, pun jurusannya.
Sangat
bersyukur atas segala pelajaran yang saya dapat dalam menemukan jalan menuju
jenjang pendidikan selanjutnya. Lebih mendekatkan saya kepadaNya, juga kepada
orang-orang yang tulus menyayangi saya. Tiada saya ucap selain terimakasih.
Saya
dibesarkan dalam kehangatan keluarga yang saling menyayangi. Menjadi anak pertama dari dua
bersaudara, berusaha memberi contoh terbaik untuk Adik saya, ia kelas 6 SD sekarang. Sebisa mungkin saya membantunya
belajar jika sedang di rumah. Saya tidak ingin ia kehilangan sosok kakak karena
sekarang saya lebih sering tinggal di kost.
Ayah
saya, Bapak, sudah berhenti bekerja tidak lama setelah adik saya lahir. Lalu
Bapak terus berusaha tanpa mengeluh di depan kami anak-anaknya, Bapak pula yang
terus mengantarku mengejar kampus impian. Panas, hujan, lelah, bahkan sakit pun
Bapak tetap memboncengiku di jok belakang motornya.
Mamah,
sosok luar biasa yang tak henti mendo’akan keluarganya setiap saat. Sosoknya
terlalu berharga untuk digambarkan dengan tulisan ini. Maaf belum bisa menjadi
yang terbaik, Mah.
Teruntuk
Mamah, Bapak dan Adikku, mulut ini memang tak sering mengutarakan, tapi hati
ini selalu tahu, saya teramat menyayangi kalian.
Ingin
sekali meringankan beban dan menyenangkan hati mereka. Salah satunya dengan
mendaftar Beasiswa Bazma Pertamina. Besar harapan langkah ini beriringan do’a
agar lolos menjadi satu dari sekian banyak pendaftar.
Target
saya lulus kuliah maksimal 4 tahun! Namun tidak mengurangi semangat ini untuk tetap
menjadi pengurus BEM agar bisa memberi sedikit kebermanfaatan untuk sekitar.
Semakin
bertambahnya umur, semakin banyak pula jaringan kita. Mendengar keluh kesah
teman-teman dari latar belakang pendidikan yang berbeda. Merasa bersyukur atas
apa yang telah saya dapat. Pendidikan
layak.
Kuliah di jurusan yang insyaAllah akan mendapat gelar Sarjana Pendidikan? Apa harus menjadi guru? Tidak juga.
Sejenak
berpikir, apa seluruh pelosok negeri ini merasakan yang sama? Jawaban pastinya
adalah tidak. Berdasarkan beberapa mata kuliah kependidikan (MKDK) yang telah
saya ambil dalam tiga semester ini, masih banyak sekali kekurangan Ibu Pertiwi
di bidang pendidikan. Fasilitas seperti tenaga pengajar, kurikulum pendidikan serta
sarana dan prasarana juga terasa belum maksimal.
Entah
kenapa, secara sederhana, rasa ini hadir. Rasa ingin ikut membangun peradaban
negeri. Ingin ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Membentuk generasi penerus
yang lebih baik lagi. Bukan hanya dari segi berpikir, namun juga dalam
beretika.
Maka
dari itu, saya mulai mencoba berkontribusi dengan menjadi pengajar di salah
satu bimbel yang cukup terkenal. Mengajar dengan cara yang asik agar mudah
diterima. Saya ingin menjadi guru sekaligus teman bagi mereka. Berharap ilmu
ini menjadi lebih berkah. Beruntungnya saya bertemu mereka.
Mungkin
jika bukan di UNJ, saya tidak akan merasakan semua ini. Menjadi pengajar,
mendapat teman dan lingkungan yang nyaman, juga masih banyak lagi. Jika sabar
dan syukur kuncinya, maka benar saja, semua kejadian selalu ada hikmahnya.
Saat jiwa terpanggil mengabdi untuk negeri,
saya hanya ingin mendidik dengan hati.
Tetapi, jadi apapun kita nanti,
berusahalah menjadi bagian terbaik diri ini.
Because wherever life plants you, just bloom and grace☺❤
saya hanya ingin mendidik dengan hati.
Tetapi, jadi apapun kita nanti,
berusahalah menjadi bagian terbaik diri ini.
Because wherever life plants you, just bloom and grace☺❤